
Yadi Mulyadi
(
Ketika Naluri
kenapa aku berharap dengan semua naluri
yang memanas dalam rintihan sukmaku
kulambaikan tangan kejiwaan pada arwah-arwah
yang terbuang diantara lorong-lorong sampah
kuziarahi semuanya dengan kucuran air mata
yang mengalir tiada henti
aku bahkan tak tahu jalan yang ditempuh seluruh arwah
ketika datang menjumpaiku
ketika kamarku terbelenggu dengan jeruji besi yang mengarat
ketika aku terpatok dengan kayu-kayu jati yang melintang
membayangi setiap lirik cahaya yang masuk
ketika hidupku yang keras mendobrak seluruh jendela
ketika arwah besar menelanjangi jalinan benang
yang menempel erat di atas ari yang menipis
ketika geraman arwah mengikuti aliran kandung kemih yang menjalar
ketika aku berharap dengan semua naluri
panyawangan, 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar